27 Desember 2009

Semalem aku coba2 buka rak buku,dan aku mememukan sebuah tulisan di dalam sebuah buku yg lama tak kubuka.Dan aku pun lupa pernah menulis note ini :

Di sudut kamar ini, sekian lama aku tak dapat menitihkan air mata. Dan disini pun aku memulai lagi terpuruk di tengah hingar-bingar kehidupan. Aku sedih namun aku pun lega. Di tengah air mata keterpurukanku, aku masih bisa merasakan nikmatnya linangan air mata ini membasahi pipiku, merasuk dalam setiap pori-pori tubuhku. Ya, inilah kedamaian... Seakan air mata itu ikut aliran darahku, membasahi hati, jantung, dan paru-paruku.
Tuhan, inikah kehidupan yg kau takdirkan untukku?
Memang semua tak sempurna. Tapi semua hal yg Kau berikan padaku, itu sudah melebihi sebuah kesempurnaan bagiku.
Hanya satu pertanyaanku...
Mengapa semua kesempurnaan itu semu? Mengapa semua kebahagiaan itu malah menjadi hilang tak berguna?
Aku bagai seonggok mahluk hidup yg menunggu simphoni kematian. Aku bagai mayat yg tergolek lemas tak berdaya. Aku bagai hati yg menunggu detik-detik berhentinya sang waktu.
Namun aku tak berdaya melawannya. Aku ibarat seekor laron pencari jalan sinar cahaya, hanya mengandalkan cahaya lampu untuk hidup. Tak terbayang bagaimana seandainya lampu itu padam. Mungkin aku benar-benar akan lapuk termakan usia.
Tuhan, bila ini memang takdirmu... Aku mohon ijinkan aku hidup lebih lama lagi, untuk perbaiki diriku, untuk mencari jalan lurus penuh Ridho-Mu. Sebelum aku berhenti dan menghadap kehadiratMU.

27 Desember 2009

0 komentar:

Posting Komentar